Berita Dunia Terkini Gejolak Anti Pemerintah di Sudan

Sudan di bawah kepemimpinan Presiden Omar Al Bashir terus mendapat tekanan selama sebulan terakhir. Berita dunia terkini mencatat demonstrasi dimulai sejak 19 Desember 2018 di Kota Atbara Timur dan semakin meluas ke seluruh negeri.

Presiden Al Bashir telah memerintah Sudan selama hampir 3 dekade. Presiden mampu bertahan meski banyak negara di dunia menyerang. Bahkan tahun 2009 dan 2010 Pengadilan Kriminal Internasional memutuskan Al Bashir bersalah atas tindakan genosida dan kejahatan perang. Namun, tidak ada yang berhasil menangkapnya. Terakhir, Amerika Serikat memberi sanksi selama 20 tahun dan baru dicabut tahun 2017 karena dianggap melakukan banyak aksi teror.

Tekanan negara-negara dunia tidak berhasil meruntuhkan Pemerintahan Al Bashir. Akhirnya, kondisi dalam negeri yang membuat rakyat Sudan melakukan gerakan anti pemerintah.

Kondisi ekonomi Sudan mulai terpuruk ketika tahun 2011, wilayah Selatan Sudan melepaskan diri dan membentuk Republik Sudan Selatan. Dari sini, tiga perempat pendapatan negara Sudah yang berasal dari minyak bumi hilang. Sanksi ekonomi yang dilancarkan Amerika Serikat bersama negara-negara sekutu menambah beban tersendiri.

Kebijakan ekonomi pemerintah yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah ekonomi dianggap gagal. Pemerintah menghemat anggaran berbagai sektor dan menurunkan nilai tukar mata uang Sudan.

Akibatnya, sejak awal tahun 2018 harga sejumlah bahan pangan naik dua kali lipat dan nilai mata uang Sudan semakin anjlok.

Rakyat kesulitan mendapatkan roti yang merupakan bahan pokok. Beberapa bahan makanan mulai hilang dari pasar karena daya beli masyarakat tidak terjangkau.

Sebagian rakyat menuntut Presiden untuk mundur. Presiden Omar Al Bashir bersikeras tidak akan mundur hingga masa jabatannya berakhir tahun 2020. Menurutnya, hanya hasil pemilu di tahun itu yang dapat memaksa mundur. Polisi Sudan sudah menyatakan dukungannya sampai akhir.
Rakyat anti pemerintah yang marah semakin tidak terkendali. Selama tiga pekan aksi rakyat, tidak kurang dari 22 orang sudah tewas.

Menurut berita dunia terkini, 11 Januari 2019 seorang pemuka agama Sudan, Abdul Hai Yousuf diserang massa. Massa menyerang Hai Yousuf ketika sedang berada di Masjid Khatimah Al Mursaleen. Yousuf dianggap mendukung pemerintah, sementara para demonstran menginginkan dia untuk memimpin perlawanan.

Mata-mata politik.com mengutip video yang diunggah kantor berita Reuters. Video memperlihatkan seorang demonstran yang berteriak kepada Yousuf, "Berdiri dan pimpin kami dari masjid."
Dari luar masjid, para demonstran terus meneriakkan,"Jatuhkan rezim ini."

Polisi menembakkan air mata ke arah massa. Matamatapolitik.com, sampai saat ini belum mendapatkan konfirmasi berapa banyak korban pada kerusuhan terakhir.

windiariska

Jangan lupa ya di share ke teman-temannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar